Wednesday, July 20, 2011

Tentang awalnya

Keriaan acara pernikahan telah usai. Judul istri pun telah dibebankan di pundak..
Proses belajar pun dimulai..

Hati yang riang gembira masih dirasakan pada minggu minggu awal pernikahan.
Ayah dan aku selalu menebar senyum pada setiap orang mengucapkan selamat dan memberikan restunya pada kami, sambil bertanya, "Gimana? Nggak nunda kan?"
Ayah dan aku menggeleng, jika diijinkan, jika direstui oleh Allah pemberi kehidupan, kami ingin sekali bertemu dengan anak (-anak) kami..

Tanggal 15 Mei,

aku mendapat tanda belum bisa bertemu denganmu..
Dengan pasrah, aku mengatakan hal tersebut pada ayah, dan ayah pun hanya tersenyum dengan menghibur aku..

sorenya, tanda itu seakan berhenti, dan menghilang keesokan harinya.
Hatiku membuncah senang..
Hasil test pack ternyata positif dengan garis sangat samar.. Tetap saja hatiku senang...
Seorang kawan menyarankan untuk menunda memeriksakan diri ke dokter,
"Tunggu lah beberapa hari dulu, nanti di tes lagi.." dan aku melakukan hal itu..

Sepanjang penantianku, aku mulai mempersiapkan bertemu dengan mu..
Menjagamu, mencoba memperhatikan nutrisiku, menjaga kondisi badanku..

Tanggal 20 Mei,

bangun dengan flek di pagi hari.
Ketakutan melanda hatiku... dan aku pun meminta ayah untuk menemaniku ke dokter..
Berita apapun yang akan kudengar nantinya, aku terima..
Aku hanya ingin memastikan..

Dan dokter melihat persiapan rahimku... Ia belum menemukanmu, sayang..
Tapi ia telah melihat bahwa rahimku tengah mempersiapkan diri..
Ah senangnya hatiku..

No comments:

Post a Comment